Jumat, 23 Desember 2011

Qona'ah: Jauhilah Sifat Cinta Harta

KEUTAMAAN SIFAT QONA’AH

Á¼mË Éμ§ ɼ»A Ó¼u øÉ÷>¼»A ò¾ôÌómòi úÆŒC Éħ ɼ»A Ïyi øxBò¨ô»A øÅôIòË øjôÀò§ øÅôI øÉ÷>¼»AøfôJò§ ôÅò§

Á¼n¿ ÊAËi . óÊBòMFA BòÀøI óÉ÷>¼»A óÉò¨úÄò³òË Bõ¯Bò°ò· ò¶økóiòË òÁò¼ômC ôôÅò¿ ò\ò¼ô¯òA ôfò³ :ò¾Bò³

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash Rodiyallohu’anhu bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sungguh sangat beruntung seseorang masuk Islam, kemudian mendapat rezeki yang secukupnya dan Allah menganugerahkan kepadanya sifat qona’ah (merasa cukup dan puas) dengan rezeki yang Allah swt. berikan kepadanya”. (HR. Muslim, No. 1054)

H

adits yang mulia menunjukkan besarnya keutamaan seorang muslim yang memiliki sifat qona’ah, karena dengan itu semua dia akan meraih kebahagiaan dan keutamaan di dunia dan akhirat, meskipun harta yang dimilikinya tidak banyak.


Beberapa faidah penting yang terkandung dalam hadits ini :

  • Arti qona’ah adalah merasa ridha dan cukup dengan pemberian yang Allah swt berikan.
  • Sifat qona’ah adalah salah satu ciri yang menunjukkan kesempurnaan iman, karena sifat ini merupakan isyarat keridhaan orang yang memilikinya terhadap segala ketentuan dan takdir Allah swt., termasuk dalam pemberian rezeki. Nabi saw. bersabda: “Akan merasakan kemanisan (kesempurnaan) iman, orang yang ridha kepada Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya, dan (Nabi) Muhammad sebagai rasulnya”. (HR. Muslim No. 34)
  • Arti “Ridha kepada Allah sebagai Rabb” adalah meridhai segala perintah dan larangan-Nya, kepada ketentuan dan pilihan-Nya, serta kepada apa yang diberikan dan yang diberikan-Nya.
  • Yang dimaksud dengan rezeki dalam hadits ini adalah rezeki yang diperoleh dengan usaha yang halal, karena itulah yang dipuji dalam Islam.
  • Arti sabda beliau: “... yang secukupnya” adalah yang sekedar memenuhi kebutuhan, tidak lebih dan tidak kurang. Inilah kadar rezeki yang diminta oleh Rasulullah saw. kepada Allah swt. untuk keluarga beliau, sebagaimana tertuang dalam doa Beliau: “Ya Allah, jadikanlah rezeki (yang engkau limpahkan untuk) keluarga (Nabi) Muhammad qutan”. Artinya yang sekedar bisa memenuhi kebutuhan hidup/seadanya.
  • Dalam hadits lain, Rasulullah saw. bersabda: “... Ridhailah (terimalah) pembagian yang Allah tetapkan bagimu, niscaya engkau akan menjadi orang yang paling kaya (merasa kecukupan)”.

Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MA.: Assunah No.03 Thn.XV

Rabu, 21 Desember 2011

HIPNOTIS, Sihir atau Bukan?



HIPNOTIS, SIHIR atau BUKAN?

Hipnotis kini marak di sekitar kita, di berbagai media sering diberitakan praktek hipnotis untuk pengobatan, kriminalitas, program hiburan di TV, dll. Disinyalir praktik hipnotis tidak hanya berhubungan dengan kejahatan sata tetapi ada orang-orang yang mempelajarinya karena suatu alasan misalnya untuk membela diri, pengobatan, dll. Apakah hipnotis termasuk kezaliman atau sihir?

Untuk menjawab masalah hipnotis ini, kami membawakan jawaban Fatawa Lajnah Da’imah KSA ketika ditanya tentang beberapa masalah, satu diantaranya adalah tentang hipnotis. Jawaban mereka tentang hipnotis adalah sebagai berikut:

Hipnotis merupakan salah satu jenis perdukunan (sihir) yang mempergunakan bantuan jin sehingga si pelaku dapat menguasai korban. Jin akan berbicara melalui lisan korban dan dan memberinya kemampuan untuk melakukan beberapa hal setelah ia menguasai korban. Ini terjadi jika jin percaya pada pelaku hipnotis. Kepatuhan jin ini merupakan imbalan bagi para penghipnotis yang telah mempersembahkan sesuatu kepada jin tersebut.

Jin tersebut membuat si korban berada di bawah kendali si pelaku untuk melakukan pekerjaan atau berita yang dimintanya dengan bantuan jin tersebut, jika jin itu mempercayai penghipnotis, tentunya setelah ada perjanjian tertentu/persembahan dari penghipnotis kepada jin sehingga jin percaya dan mau melakukan permintaan pelaku hipnotis.

Atas dasar ini, tidaklah diperbolehkan menggunakan hipnotis dan menjadikannya sebagai sarana atau cara untuk menunjukkan lokasi pencurian, mencari barang yang hilang, mengobati pasien, atau melakukan pekerjaan lain melalui hipnotis. Bahkan, ini adalah syirik karena alasan di atas dan karena hal itu termasuk mencari pertolongan kepada selain Allah swt., dalam hal yang sebab-sebabnya bukan sebab-sebab biasa yang telah dijadikan oleh Allah dan diperbolehkan bagi manusia.

Demikian cuplikan dari kumpulan fatwa Lajnah Daimah, juz 1 hal. 593-594, cet.III, 1419 H Dar al-‘Ashimah.

Jadi, hukum hipnotis yang mempergunakan bantuan jin (ilmu gaib dan supra natural), walaupun hasilnya untuk pengobatan, therapi narkoba, atau lainnya, adalah termasuk bentuk kesyirikan. Maka hal itu terlarang. Jika hipnotis termasuk sihir, maka mempelajarinya pun terlarang. Dan perlu berhati-hati menghadapi praktek-praktek sihir yang dikemas dengan teori-teori ilmiah yang banyak berkembang saat ini. Wallahu a’lam.

Disadur dari rubrik Soal-Jawab As-Sunnah No.08 Thn.XV p.7

Senin, 19 Desember 2011

Umar Bin Khattab


KHALIFAH GILA
(KISAH KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB)


Memang betul, Khalifah Umar bin Khaththab telah berubah ingatan. Banyak yangmelihatnya dengan mata kepala sendiri. Barangkali karena Umar di masa mudanya sarat dengan dosa, seperti merampok, mabuk-mabukkan, malah suka mengamuk tanpa berperi kemanusiaan, sampai orang tidak bersalah banyak yang menjadi korban. Itulah yang mungkin telah menyiksa batinnya sehingga ia ditimpa penyakit jiwa.

Dulu Umar sering menangis sendirian sesudah selesai menunaikan salat. Dantiba-tiba ia tertawa terbahak-bahak, juga sendirian. Tidak ada orang lainyang membuatnya tertawa. Bukankah hal itu merupakan isyarat yang jelas bahwa Umar bin Kaththab sudah gila?

Abdurrahman bin Auf, sebagai salah seorang sahabat Umar yang paling akrab,merasa tersinggung dan sangat murung mendengar tuduhan itu. Apalagi, hampir semua rakyat Madinah telah sepakat menganggap Umar betul-betul sinting. Dan,sudah tentu, orang sinting tidak layak lagi memimpin umat atau negara.

Yang lebih mengejutkan rakyat, pada waktu melakukan salat Jum'at yang lalu,ketika sedang berada di mimbar untuk membacakan khotbahnya, sekonyong-konyong Umar berseru, "Hai Sariah, hai tentaraku. Bukit itu, bukititu, bukit itu!" Jemaah pun geger. Sebab ucapan tersebut sama sekali tidak ada kaitannya dengan isi khotbah yang disampaikan. "Wah, khalifah kita benar-benar sudahgila," gumam rakyat Madinah yang menjadi makmum salat Jumat hari itu.

Tetapi Abdurrahman tidak mau bertindak gegabah, ia harus tahu betul, apa sebabnya Umar berbuat begitu. Maka didatanginya Umar, dan ditanyainya,"Wahai Amirul Mukminin. Mengapa engkau berseru-seru di sela-sela khotbah engkau seraya pandangan engkau menatap kejauhan?" Umar dengan tenangmenjelaskan, "Begini, sahabatku. Beberapa pekan yang lewat aku mengirimkan Suriah, pasukan tentara yang tidak kupimpin langsung, untuk membasmi kaum pengacau. Tatkala aku sedang berkhotbah, kulihat pasukan itu dikepung musuh dari segala penjuru. Kulihat pula satu-satunya benteng untuk mempertahankandiri adalah sebuah bukit dibelakang mereka. Maka aku berseru: bukit itu,bukit itu, bukit itu!"

Setengah tidak percaya, Abdurrahman megerutkan kening. "Lalu, mengapa engkau dulu sering menangis dan tertawa sendirian selesai melaksanakan salat fardhu?" tanya Abdurrahman pula. Umar menjawab, "Aku menangis kalau teringat kebiadabanku sebelum Islam. Aku pernah menguburkan anak perempuanku hidup-hidup. Dan aku tertawa jika teringat akan kebodohanku. Kubikin patung dari tepung gandum, dan kusembah-sembah seperti Tuhan."

Abdurrahman lantas mengundurkan diri dari hadapan Khalifah Umar. Ia belumbisa menilai, sejauh mana kebenaran ucapan Umar tadi. Ataukah hal itu justru lebih membuktikan ketidak warasannya sehingga jawabannya pun kacau balau? Masak ia dapat melihat pasukannya yang terpisah amat jauh dari masjidtempatnya berkhotbah?

Akhirnya, bukti itupun datang tanpa dimintanya. Yaitu manakala sariah yang kirimkan Umar tersebut telah kembali ke Madinah. Wajah mereka berbinar-binar meskipun nyata sekali tanda-tanda kelelahan dan bekas-bekas luka yang diderita mereka. Mereka datang membawa kemenangan.

Komandan pasukan itu, pada hari berikutnya, bercerita kepada masyarakat Madinah tentang dasyatnya peperangan yang dialami mereka. "Kami dikepung oleh tentara musuh, tanpa harapan akan dapat meloloskan diri dengan selamat.Lawan secara beringas menghantam kami dari berbagai jurusan. Kami sudah luluh lantak. Kekuatan kami nyaris terkuras habis. Sampai tibalah saat salatJumat yang seharusnya kami kejakan. Persis kala itu, kami mendengar sebuah seruan gaib yang tajam dan tegas: "Bukit itu, bukit itu, bukit itu!" Tiga kali seruan tersebut diulang-diulang sehingga kami tahu maksudnya.Serta-merta kami pun mundur ke lereng bukit. Dan kami jadikan bukit itusebagai pelindung di bagian belakang. Dengan demikian kami dapat menghadapi serangn tentara lawan dari satu arah, yakni dari depan. Itulah awal kejayaan kami."

Abdurrahman mengangguk-anggukkan kepala dengan takjub. Begitu pula masyarakat yang tadinya menuduh Umar telah berubah ingatan. Abdurrahman kemudian berkata, "Biarlah Umar dengan kelakuannya yang terkadang menyalahi adat. Sebab ia dapat melihat sesuatu yang indera kita tidak mampu melacaknya"

Dari buku Kisah Teladan - K.H. Abdurrahman Arroisi

Perjalananku

PERJALANANKU

S

uara adzan subuh menggema di cakrawala, membangunkan aku dari mimpi indah. Pagi yang cerah dengan suasana hati berbunga-bunga. Aku mengawali hariku dengan bersujud menyebut asma-Nya. Kicau burung liar, suara ayam memberi nuansa pagi yang ceria di taman hati. Cahaya mentari semakin memudar, menyebar ke seluruh jagat raya, alam raya pun menyambutnya dengan penuh suka cita.

Hari ini aku dan teman-teman akan berkunjung ke kampus UGM untuk mengisi waktu liburan semester yang tinggal satu hari, tentunya aku sangat bahagia. Tiba-tiba suara klakson mobil terdengar di telingaku, lalu aku keluar rumah untuk melihatnya “De Dwi jadi ikut maen ngga’?” tanya mas Ega. “Jadi mas, tungguin Dede bentar ya?” jawabku.

Dengan semangat dan wajah berseri-seri aku bergegas pergi dan tak lupa meminta izin kepada Ibu dan Bapak, “Bu, Pak Dede ajeng teng Jogja nggeh,” pamitku. “Yo, seng ngati-ati yo ndo, ojo telat maem, ojo lali sholat!,” jawab Ibu dan Bapak. “Njeh, Bu, Pak,” jawabku sambil tersenyum manis. Aku sudah membuat janji dengan temanku yang kuliah di UGM untuk jalan-jalan mengelilingi kampus tersebut.

Sesampainya di sana, temanku mas Budi dan mba Tias sudah menungguku, mereka menyambutku dengan wajah ramah tamah “Assamanu’alaikum De Dwi dan teman-teman, selamat datang di kampus UGM,” sapa mba Tias. “Wa’alaikumsalam sudah lama nunggu ya mba?” tanyaku. “Belum lama kita nunggu kalian, kebetulan kita juga belum sholat, mari kita sholat berjama’ah! Nanti setelah sholat kita mengelilingi kampus, gimana?”, saran mba Tias. “Siipp lah, tapi nanti kita ke perpustakaan dulu ya!” kataku.

Setelah selesai sholat aku dan teman-teman makan siang lalu pergi ke perpustakaan, di sana suasananya sangat nyaman, pokoknya asyik banget dech. Tiba-tiba mas Budi memanggilku “De Dwi mau nga’ nemanin mas Budi,” jawabku.

“Oh ya de, de de sekarang kelas berapa sich? IPA atau IPS?” “De de kelas XI.IPS, kalau mas udah semester berapa?”

“Mas Budi semester 4, kalau menurut de de sekolah untuk apa sich?”

“Untuk ngraih cita-cita, harapan, dan keinginan, kalau menurut mas Budi untuk apa?”

“Yo untuk ngraih cita-cita, untuk mendapatkan ilmu, untuk ngraih ridho-Nya, untuk memanfaatkan waktu dan masih banyak manfaat lainnya, emang cita-cita de de pengen jadi apa sich?”

“De de pengen jadi seorang guru, tapi de de merasa kalau semakin lama sekolah semakin sulit, biaya semakin mahal tapi masa depan belu tentu terjamin.”

“Makanya de de belajar yang rajin, jangan samai ngecewain orang tua dan guru, terus berusaha dan jangan lupa berdoa, Allah tidak akan merubah nasib seseorang kecuali dia sendiri yang merubahnya, de de jangan putus asa ya!”

“De de akan terus berusaha sampai titik darah penghabisan, kalau dipikir-pikir hidup ini berat banget ya? Tiap detik pasti ada aja masalah, rasanya kayak dipenjara.”

“Lho hidup ini kan perjuangan kita menuju ke kehidupan abadi, jadi pasti selalu ada ujian dan cobaan yang harus kita lalui, de … setiap kita berjalan satu langkah maka disitu ada satu hikmah yang harus kita petik, yang berguna untuk kehidupan selanjutnya, pandai-pandailah mengambil hikmah dari setiap kejadian baik atau buruk, kata orang bijak kalau kita pengen masuk surga maka kita harus menganggap dunia ini seperti penjara tapi kalau kita menganggap dunia ini adalah surga maka kita akan masuk neraka.”

“Tapi kenapa terkadang Allah ngasih kita cobaan dan ujian yang begitu berat?”

“Allah ngasih kita cobaan dan ujian, itu karena Allah sangat sayang dengan kita, keluarlah dari ujian dan cobaan itu sebagai pemenang, karena Allah tidak akan ngasih kita cobaan dan ujian melebihi batas kemampuan yang kita miliki.”

“Surga itu dimana ya mas? Kenapa banyak orang berlomba-lomba mendapatkannya?”

“Tidak ada satupun orang yang tahu dimana surga dan neraka itu berada, tapi percayalah bahwa keduanya ada, orang ingin berada di surga karena disanalah kehidupan yang sesungguhnya, disana terdapat kenikmatan dan cinta yang sebenarnya, bukan kepalsuan.”

“Gimana ya cara mendapatkannya?”

“Berusahalah menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.”

“Kalau ketentraman hati dan ketentraman jiwa ada dimana ya? Akhir-akhir ini de de sering merasa gelisah.”

“Ketentraman hati itu berada dalam sholat dan ketentraman jiwa itu ada di atas cinta, kenapa de de gelisah?”

“Entahlah, seringkali kegelisahan itu menghantui jiwa de de.”

“Beribadahlah untuk Allah karena ibadah orang yang cinta kepada Allah untuk taat dan mencari ridho dari-Nya, akan menghilangkan kegelisahan dan mendatangkan ketentraman bagi orang beriman.”

“De de kemarin baca kalimat yang ada kata tadabur, tafakur, ta’amul, dan muraqabah, artinya apa sich mas, de de bingung kalau baca buku nga’ tau arti katanya.”

“Tadabur artinya perenungan, tafakur artinya pemikiran, ta’amul artinya penghayatan, kalau muraqabah artinya pengawasan.”

“Wah … mas Budi pinter banget yach, bisa jadi kamus berjalan nich buat de de, mas Budi udah punya pacar belum sich? Mas budi pasti setia banget ya sama pacarnya?”

“Biasa aja lagi, pacar belum punya. Cinta, rindu, kesetiaan mas Budi seutuhnya dan seluruhnya hanya untuk-Nya, karena semua bersumber dari-Nya.”

“Mas … ada saran dan kritik nga’ buat de de?”

“Mas Cuma ngingetin, kalu emasmu adalah agamamu, perhiasanmu adalah budi pekertimu, dan hartamu adalah sopan santunmu, maka peliharalah itu semua.

“Terima kasih ya mas Budi yang paling baik, senang bisa ngobrol bareng sama mas Budi, kapan pulang ke Kebumen? Jangan lupa mampir ke rumah de de ya?”

“Mungkin satu atau dua bulan lagi, yo nanti kalau sempet insya Allah mas mampir ke rumah de de, terima kasih ya, de de sudah mau menemani mas Budi menjalani kegiatan satu hari ini, salam buat keluarga semua.”

“Terima kasih juga buat semuanya, nanti salamnya de de sampein ke mereka.”

Waktu berjalan dengan begitu cepat hingga aku tak sadar bahwa mentari mulai merangkak, menenggelamkan cahayanya dari sudut kota. Aku dan teman-teman tidak jadi mengelilingi kampus karena aku hanya punya waktu satu hari untuk liburan dan paginya aku harus sudah ada di rumah. Sesampainya di rumah sekitar jam satu malam, sejenak aku melepas lelah, setelah itu aku mengambil air wudhu lalu bermuhasabah dan bermunajat kepada Allah SWT, saat itu aku merasa sangat hina, begitu besar dosa yang selama ini aku perbuat, puing-puing kesalahan yang selalu menghantui perasaanku, saat itu semua kesedihan bercampur menjadi satu dalam rengkuhan cinta-Nya. Saat terdasar adalah saat yang paling nikmat untuk menyadari betapa besar kasih Allah, betapa mahal harga taubat yang menghapus semua kesalahan.

Minggu, 18 Desember 2011

Sejarah Islam

SEJARAH TIMBULNYA PERMASALAHAN-PERMASALAHAN

TEOLOGI DALAM ISLAM

Agak aneh kiranya kalau dikatakan bahwa dalam Islam, sebagai agama, persoalan yang pertama-tama timbul adalah dalam bidang politik dan bukan dalam bidang teologi. Tetapi persoalan politik ini segera meningkat menjadi persoalan teologi. Agar hal ini menjadi jelas perlulah kita terlebih dahulu kembali sejenak kedalam sejarah Islam, tegasnya ke dalam fase perkembangannya yang pertama.

Ketika Nabi Muhammad saw mulai menyiarkan ajaran-ajaran Islam yang beliau terima dari Allah swt di Mekkah, kota ini mempunyai system kemasyarakatan yang terletak di bawah pimpinan suku bangsa Quraisy.

Di pertengahan ke dua dari abad ke-enam Masehi, jalan dagang Timur – Barat berpindah ke Teluk Persia – Euphrat di Utara dan Laut Merah – Perlembahan Nil di Selatan, ke Yaman – Hijaz – Syria. Peperangan yang senantiasa terjadi antara kerajaan Byzantin dan Persia membuat jalan Utara tak selamat dan tak menguntungkan bagi dagang. Mesir, mungkin juga sebagai akibat dari peperangan Byzantin dan Persia, berada dalam kekacauan yang mengakibatkan perjalanan dagang melalui Perlembahan Nil tidak menguntungkan pula. Selengkapnya di sini........

Doa Mohon Dapat Melunasi Hutang

DOA MOHON DAPAT MELUNASI HUTANG


òºAòÌøm ôÅúÀò§ ò¹ø¼ôzò°øIôÏøÄøÄô«òCòË ò¹ø¿AòjòY ôÅò§ ò¹ø»òÝòZøI ôÏøÄø°ô·A úÁóÈú¼»A

“Ya Allah, cukupilah aku dengan rezeki-Mu yang halal (hingga aku selamat) dari yang haram. Cukupilah aku dengan karunia-Mu (hingga aku tidak meminta) kepada selain-Mu.”

(HR. at-Tirmidzi dan dihasankan oleh al-Albani)

Ini merupakan doa yang agung yang diucapkan oleh seseorang yang terlilit hutang dan kesulitan untuk melunasinya. Apabila ia perhatian dan mengamalkannya (membacanya), niscaya Allah akan memudahkannya untuk menyelesaikan hutang berapapun besarnya, meskipun sebesar gunung (berdasarkan riwayat hadits tersebut). Sebab kemudahan adalah bersumber dari Allah swt. Perbendaharaan kekayaan Allah sangat melimpah ruah tanpa batas, tidak terpengaruh oleh pengeluaran. Siapa saja yang berserah diri kepada Allah swt., niscaya Allah akan menyelesaikan urusan (kesulitan)nya dan barang siapa memohon pertolongan dari-Nya, maka Allah akan membantu dan memberikan petunjuk. (As-Sunnah no.02 Thn. XIV)

Nasihat Imam Syafi'i

NASEHAT IMAM SYAFI’I Rahimahullah

òÅôÎøIøgBò¸ô»A òÅø¿ òOôÃòDò¯ øÉøI òOôR úfòZò¯ BõIøhò· òºòfôÄø§ óSôÍøfòZô»A òÆBò· AògøG : É÷¼»A ÉÀYi ûÏø¨ø¯Búr»A ò¾Bò³

Imam Syafi’i Rahimahullah berkata:

“Jika hadits sudah engkau ketahui dusta (palsu), kemudian engkau sampaikan (kepada orang lain), maka engkau termasuk para pendusta.”

(Dikutip Imam at-Tirmidzi Rahimahullah dalam Sunan at-Tirmidzi setelah hadits no. 2666)


"Setiap orang harus bermadzhab kepada Rasulullah saw. dan mengikutinya. Apapun pendapat yang aku katakan atau sesuatu yang aku katakan itu berasal dari Rasulullah saw. tetapi ternyata berlawanan dengan pendapatku, apa yang disabdakan oleh Rasulullah itulah yang menjadi pendapatku.” **

“Seluruh kaum muslimin telah bersepakat bahwa orang yang secara jelas telah mengetahui suatu Hadits dari Rasulullah saw. tidak halal meninggalkannya guna mengikuti pendapat seseorang.” **

“Bila Kalian menemukan dalam kitabku sesuatu yang berlainan dengan Hadits Rasulullah saw., peganglah Hadits Rasulullah itu dan tinggalkanlah pendapatku itu.” **

“Bila suatu Hadits itu shahih, itulah madzhabku.” **

“Bila suatu masalah ada Haditsnya yang sah dari Rasulullah saw. menurut kalian ahli Hadits, tetapi pendapatku menyalahinya, pasti aku mencabutnya, baik selama aku hidup maupun setelah aku mati.” **

“Bila kalian mengetahui aku mengatakan suatu pendapat yang ternyata menyalahi Hadits Nabi yang shahih, ketahuilah bahwa hal itu berarti pendapatku tidak berguna.” **

“Setiap perkataanku bila berlainan dengan riwayat yang shalih dari Nabi saw., Hadits Nabi saw. lebih utama dan kalian jangan bertaqlid kepadaku.” **

Setiap Hadits yang datang dari Nabi saw. berarti itulah pendapatku, sekalipun kalian tidak mendengarnya sendiri dari aku.” **

Sebaik-baik pengikut Imam Syafi’i adalah orang yang mau mempelajari riwayat beliau yang sebenarnya agar mengetahuinya, memperhatikan, dan mengamalkan ajaran-ajaran serta nasihat-nasihatnya yang mulia.

** Dikutip dari: Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Sifat Shalat Nabi: 57-66

Minggu, 11 Desember 2011

Memuji Pertanyaan yang Bagus

RASULULLAH SAW. MEMUJI PERTANYAAN YANG BAGUS

“Bertanya perihal obyek yang penting-penting saja (kepada ahlinya) termasuk seni dalam melontarkan pertanyaan”

Pertanyaan yang memiliki urgensilah yang seharusnya menjadi perhatian orang-orang yang bertanya kepada Ulama ataupun guru. Bukan asal bertanya yang terkadang tentang pertanyaan yang sepele, hanya sekedar menguji ustadz, guru atau orang lain, atau untuk menunjukkan keakuannya.

Fakta menunjukkan bahwa Rasulullah saw. memuji pertanyaan-pertanyaan yang baik dan menyanjungnya, serta mengungkapkan rasa kegembiraannya terhadap penanya. Bebarapa riwayat membenarkan keterangan di atas.

Nabi saw. pernah menyanjung Sahabat Muadz bin Jabal r.a. dikarenakan pertanyaan pentingnya berbunyi, “Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku amalan yang dapat memasukkanku ke dalam surga?”.

Sebelum menjawab beliau memujinya dengan bersabda:

“Bakh-bakh, sungguh engkau telah menanyakan perkara yang besar”.

“Bakh” merupakan kalimat ungkapan pujian dan persetujuan akan sesuatu. Di sini diulang sampai dua kali guna menguatkan pujian.

“Sesungguhnya itu mudah bagi orang yang Allah mudahkan untuk melakukannya. Kerjakanlah sholat wajib dan bayarlah zakat,” kata Rasullah saw. meneruskan perkataannya. (HR. Abu Dawud ath-Thayalisi no. 561)

Sementara Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan dari Abu Ayyub r.a., ada seorang Arab Badui mencegat jalan Rasulullah saw. saat beliau dalam perjalanan. Lelaki itu kemudian memegangi kendali onta beliau seraya berkata, “Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku (amalan) yang mendekatkan diriku kepada surga dan menjauhkan diriku dari neraka?”

Sabi saw. terdiam. Kemudian melihat kepada para sahabat seraya bersabda: “Sungguh ia (si penanya) telah mendapatkan taufik atau (limpahan hidayah)”.

Nabi saw. berkata (untuk menarik perhatian Sahabat lain), “Apa yang kamu katakan (tadi)?”

Lelaki itupun mengulangi ucapannya.

Selanjutnya Nabi saw. menjawab, “Engkau beribadah hanya kepada Allah, tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya, mendirikan shalat, membayar zakat, menyambung silaturahmi”. Dan akhirnya, beliau berkata, “(Sudah) lepaskan (kendali) ontanya”.

Dalam contoh yang lain, berdasarkan riwayat Imam al-Bukhari rahimahullah, Abu Hurairah r.a. melontarkan pertanyaan kepada Rasulullah saw. yang berbunyi: “Siapakah orang yang paling berbahagia mendapatkan syafaatmu pada hari kiamat (kelak)?”

Sebelum menjawab, Rasulullah saw. memuji penanya dengan berkata , “Sungguh wahai Abu Hurairah, aku telah yakin tidak ada orang yang menanyakan ini kepadaku lebih dahulu daripada dirimu, lantaran aku melihat semangatmu dalam mendapatkan hadits. Orang yang paling berbahagia mendapatkan syafaatku pada hari kiamat ialah orang yang berkata Laa Illaaha Illallaah dengan ikhlas dari hati atau jiwanya”. (HR. al-Bukhari no. 99)

Tentu pujian terhadap penanya (Sahabat Abu Hurairah) hasil dari pengamatan kontinyu beliau terhadap Sahabat ini yang bersemangat terhadap sabda-sabda Nabi saw. Rasullah membuat gembira sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits ini melalui dua jalan; pertama dengan menyebutkan sebab keyakinannya kalau Abu Hurairahlah yang akan menanyakannya pertama kali yaitu semangatnya dalam menerima hadits Nabi saw. Kedua, nabi saw. menyebut namanya langsung sebelum menjawab pertanyaannya. Tentu ini akan sangat bersuka-cita lantaran yang menyebut namanya adalah insan kecintaan Rabbul ‘alamin.

Ringkasnya, Nabi saw. menyukai pertanyaan-pertanyaan yang bagus dan memujinya. Jelas, ini pelajaran penting bagi umat saat mengajarkan ilmu, maupun saat menempuh perjalanan mencari ilmu. Dengan memuji orang yang bertanya akan merasa dihargai dan diperhatikan oleh ustadz atau guru. Rasa takut, malu ataupun sungkan orang yang bertanya akan hilang, dan tumbuh rasa keberanian untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami maupun mengkonfirmasi tentang suatu permasalahan.

Sumber: Uswah Nabi : As-Sunnah no.07 thn. XV

Jumat, 09 Desember 2011

Zakat Pertanian

UKURAN ZAKAT PERTANIAN

Allah telah memberikan karunia yang berlimpah kepada manusia, beraneka ragam kenikmatan diantaranya hasil yang tumbuh dan keluar dari bumi. Bentuknya beranekaragam, ada hasil pertanian, buah-buahan, perkebunan, madu, harta terpendam dan barang tambang. Semua ini tentunya ada hak-hak yang harus ditunaikan.

Dijelaskan dalam Surat Al-Baqarah (2) : 267 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.

Selanjutnya diterangkan pula dalam Surat al-An’am (6) : 141 yang artinya: “Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila Dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”.

Zakat ditunaikan pada hari memetik atau setelah dipanen, yaitu ketika biji-bijian itu sudah kuat dan tahan bila ditekan. Sedangkan buah-buahan apabila sudah layak dikonsumsi misalnya sudah memerah, menguning atau matang. Nafkahkanlah dari hasil bumi itu biji-bijian atau buah yang baik, disedekahkan kepada fakir miskin atau yang berhak menerimanya.

Ukuran zakat hasil pertanian dan perkebunan dapat dirinci dalam 5 keadaan:

1. Diwajibkan mengeluarkan sepersepuluh (10 %) apabila disiram tanpa pembiayaan (tadah hujan dan sejenisnya), seperti pertanian tadah hujan, pertanian menggunakan air sungai, dan mata air.

2. Wajib mengeluarkan seperduapuluh (5 %) apabila diairi dengan pembiayaan, berdasarkan hadits Abdullah bin Umar r.a. dari Nabi Muhammad saw. beliau bersabda: “Pada pertanian yang tadah hujan atau mata air atau yang menggunakan penyerapan akar (atsariyan) diambil sepersepuluh dan yang disiram dengan penyiraman maka diambil seperduapuluh. (HR. Al Bukhari)

3. Diwajibkan mengeluarkan 7,5 % apabila diairi dengan pembiayaan 50 % dan tadah hujan 50 %. Hal ini sudah menjadi Ijma’ (kesepakatan) para ulama sebagaimana disampaikan Ibnu Qudamah dalam al-Mughni 4/165.

4. Yang diairi dengan pembiayaan dan non pembiayaan secara bergantian. Contohnya sawah yang diairi dengan irigasi yang bayar dan juga terkena hujan, maka dilihat mana yang paling berpengaruh pada pertumbuhan tanaman tersebut. Bila yang tadah hujan yang lebih dominan maka diwajibkan mengeluarkan 10 % dan apabila sebaliknya maka diwajibkan 5 % saja.

5. Apabila tidak diketahui ukuran mana yang dominan maka diwajibkan mengeluarkan 10 %, karena pada asalnya diwajibkan mengeluarkan zakat 10 % hingga diketahui dengan jelas bahwa itu diairi dengan pembiayaan. (al-Mughni 4/166)

Ancaman yang sangat berat bagi orang yang tidak mau berzakat

“Barangsiapa diberi harta oleh Allah, tetapi tidak menunaikan zakatnya, nanti di hari kiamat hartanya itu akan menjadi ular yang mempunyai dua titik hitam sebelah atas kedua matanya, kemudian ular itu dikalungkan ke lehernya dan menggigit pipinya. Katanya, ‘Inilah aku, harta yang kamu tumpuk-tumpuk dulu.” Kemudian Nabi Saw. membaca ayat, “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 180)” (HR. Bukhari). selengkapnya disini

Demikian beberapa hukum seputar zakat hasil pertanian dan perkebunan, semoga bermanfaat.

Sumber: Ustadz Kholid Syamhudi L.c., As-Sunnah no.07 Thn. XV, dll.

Keutamaan Surat Al-Fatihah

KEUTAMAAN SURAT AL-FATIHAH

Dari Abu Sa’id Ibnu Mu’ala r.a. dia berkata, “Rasullullah saw bersabda kepadaku “Sungguh akan aku ajarkan kepadamu sebuah surah yang paling agung dalam al-Qur’an, (yaitu surah) Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin... (surah al-Fatihah), inilah tujuh ayat yang (dibaca) berulang-ulang dan al-Qur’an yang agung yang diberikan (oleh Allah) kepadaku”. (HR. Al Bukhari no. 4204)

Hadits yang agung ini menunjukkan tingginya kedudukan surat al-Fatihah dan besarnya keutamaan orang yang membacanya, karena surat ini berisi inti kandungan seluruh al-Qur’an. Salah seorang ulama salaf berkata “Surah al Fatihah adalah rahasia (inti kandungan) al-Qur’an, dan rahasia (inti kandungan) al-Fatihah adalah ayat “Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada-Mulah kami memohon pertolongan”.

Dalam hadits lain yang menerangkan keutamaan surah al-Fatihah, Rasulullah saw bersabda: “Allah tidak menurunkan dalam (kitab) Taurat maupun Injil yang seperti Ummul Qur’an (surah al-Fatihah)...”.

Beberapa faidah penting yang dapat kita ambil dari hadits ini:

ü Pengertian surat al-Fatihah sebagai surat yang paling agung dalam al-Qur'an adalah pahala membacanya lebih agung dibanding surat-surat lainnya.

ü Imam al-Qurtubi r.a. berkata: Surah al-Fatihah dikhususkan sebagai pembuka al-Qur'an dan mengandung semua ilmu (yang terdapat dalam) al-Qur'an, karena surah ini berisi pujian dan sanjungan kepada Allah swt., penetapan ibadah dan keikhlasan bagi-Nya (semata), permohonan hidayah kepada-Nya, pengakuan akan kelamahan (hamba) dalam bersyukur atas semua nikmat-Nya, pembahasan tentang hari kemudian, kesudahan (siksaan) bagi orang-orang yang mengingkari (hari Pembalasan), dan kandungan lain yang menunjukkan bahwa surah ini adalah yang paling agung.

ü Syaikh ‘Abdur Rahman as-Sa’di rahimahullah berkata: “Surat al-Fatihah ini meskipun ringkas, akan tetapi memuat kandungan yang tidak terdapat dalam surat-surat al-Qur'an lainnya. Surat ini mengandung tiga jenis tauhid: tauhid Rububiyah, tauhid Uluhiyyah, dan tauhid Asma wa Sifatillah. Juga mengandung penetapan kenabian Rasulullah saw. Balasan amal perbuatan manusia pada hari pembalasan dengan seadil-adilnya. Demikian juga, (mengandung) penetapan (iman kepada) takdir/ketetapan Allah, bantahan terhadap semua pelaku bid’ah dan pemahaman sesat, serta pemurnian keikhlasan dalam beragama kepada Allah semata dengan hanya beribadah dan memohon pertolongan kepada-Nya, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam”.

ü Hadits ini adalah salah satu dalil yang menunjukkan bahwa al-Qur'an bertingkat-tingkat keutamaannya (satu ayat dengan ayat yang lain dan satu surat dengan surat yang lainnya), jika ditinjau dari segi isi dan kandungannya.

Sumber: Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MA., As-Sunnah no. 07 Thn. XV

Selasa, 06 Desember 2011

Narkoba (6) Pengobatan Pecandu

Pengobatan Pecandu Narkoba

Seorang yang pernah menjadi pecandu narkoba sebenarnya bisa diobati dan disembuhkan. Hanya saja, di sini diperlukan tekad, keyakinan, percaya diri dari pecandu tersebut untuk berhenti menjadi pecandu narkoba. Pengobatan ini dapat dilakukan dengan terapi di rumah sakit maupun di panti rehabilitasi yang ada di Indonesia dan dapat pula dilakukan sendiri di lingkungan keluarga masing-masing. Namun, keberhasilan pengobatan ini harus dikembalikan kepada keinginan masing-masing individu karena faktor individu merupakan faktor utama dia bisa sembuh atau tidak.

Dalam kesempatan ini, penulis hanya akan menguraikan pengobatan pecandu narkoba yang dapat dilakukan sendiri di lingkungan keluarga. Hal ini didasarkan atas pengalaman yang telah diuraikan di atas. Pengobatan di lingkungan keluarga ini dapat dilakukan dalam beberapa tahap.

Tahap pertama, seorang pelajar yang menjadi pecandu narkoba harus mengikrarkan diri dan berniat dengan sungguh-sungguh untuk berhenti menjadi pecandu narkoba. Pecandu harus tobat untuk tidak menjadi pencandu narkoba lagi. Hal ini merupakan dasar yang paling penting seperti telah diuraikan di atas.

Tahap kedua, pecandu harus menyatakan secara terbuka dan jujur kepada orang tuanya bahwa ia selama ini menjadi pecandu narkoba dan sekarang ingin tobat untuk tidak lagi memakai narkoba. Dengan kejujuran dan keterbukaan ini orang tua harus membantu niat anaknya untuk berhenti menjadi pecandu narkoba dengan cara memberikan semangat dan dorongan serta membantu pengobatannya. Di sini, peran aktif orang tua sangat dituntut untuk kesembuhan anaknya. Selain itu pecandu juga harus mulai menghindari pertemuan dengan teman-temannya sesama pecandu narkoba karena dapat memberikan pengaruh buruk dan mungkin saja akan diancam oleh teman-temannya itu.

Tahap ketiga, si pecandu sudah harus berhenti menggunakan narkoba. Bila terjadi proses intoksinasi atau sakau, ia harus diobati dengan obat yang bukan tergolong narkoba atau turunannya tetapi obat yang tidak menimbulkan adiksi atau ketagihan. Walaupun pada saat itu pecandu merasakan sakit yang luar biasa, ia harus mampu melalui tahap ini karena bila ia mampu melaluinya, maka untuk beralih ke tahap-tahap berikutnya semakin mudah. Orang tua juga harus bertindak “kejam” dengan tidak lagi memberikan narkoba terhadap anaknya yang sedang sakau walaupun hanya sedikit. Konsultasi dengan dokter perlu dilakukan untuk melihat apakah ada komplikasi akibat menjadi pecandu narkoba. Bila ada komplikasi maka pengobatan harus dilakukan di rumah sakit.

Tahap keempat, pecandu harus makan makanan yang bergizi. Hal ini dilakukan untuk menaikkan berat badannya yang turun drastis saat ia menjadi pecandu narkoba. Selain itu, makanan bergizi juga dapat menguatkan tubuhnya yang lemah akibat sakau yang terjadi. Selain itu, minuman air putih tetap harus diberikan. Bila penderita selama ini merokok, ia harus menghentikan kebiasaan merokok karena merokok dapat menimbulkkan ketagihan dan mempunyai kecenderungan menjadikan penderita kembali menjadi pecandu narkoba.

Tahap kelima, mulai masuk tahap pemulihan. Sakau sudah jarang terjadi atau tidak terjadi sama sekali. Walaupun masih ada ketagihan, namun perasaan itu sudah mulai mereda. Pada saat ini, penderita harus sering-sering mengadakan rekreasi di alam terbuka yang memiliki udara segar. Ia juga harus banyak beribadah dan mendekatkan diri kepada tuhan. Konsultasi dengan dokter harus dilakukan untuk mendapatkan saran atau solusi pengobatannya.

Tahap keenam, bila sudah selesai tahap lima, maka penderita memasuki masa pemulihan total. Ia sudah dapat menghilangkan ketagihan. Begitu juga dengan kondisi sakau tidak lagi terjadi. Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah tetap menjauhi teman-temannya yang dulu menjadi pecandu, meningkatkan ibadah, dan tetap makan makanan yang bergizi serta banyak minum air putih.

Seluruh tahapan ini paling cepat dapat dapat ditempuh dalam waktu tiga minggu. Lama penyembuhan dan pengobatan berdasarkan tingkat kecanduan dan kemauan penderita untuk berhenti menjadi pecandu. Semakin tinggi tingkat kecanduan maka semakin lama pengobatan dan semakin tinggi tingkat kemungkinan komplikasi. Semakin lemah kemauan yang dimiliki untuk berhenti maka semakin lama pula proses penyembuhan. Jadi, faktor individu merupakan faktor utama kesembuhan di samping dorongan dari orang tua, guru, teman-teman baiknya dan pihak lain.

JAGALAH DIRIMU DAN KELUARGAMU DARI NARKOBA!!!!!!!!!!!!

Yang terdekat .....................>>>>Hindari Merokok<<<<<

Narkoba (5) Narkoba di Kalangan Pelajar

Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Pelajar


Kalangan pelajar merupakan kalangan yang banyak menjadi korban penyalahgunaan narkoba. Hal ini disadari oleh kenyataan bahwa masa ramaja adalah masa yang paling rentan dan mudah terpengaruh faktor eksternal, diantaranya teman sebaya dan lingkungannya.

Untuk mencegah penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar di sekolah, penulis memberikan beberapa cara atau kiat yang dapat dilakukan. Cara-cara pencegahan itu antara lain :

1. Melaksanakan kegiatan belajar dengan baik dan tertib

Pelajar terkadang memanfaatkan jam-jam kosong di sekolah untuk menggunakan narkoba. Jam-jam kosong ini terjadi karena ada guru yang tidak masuk atau tidak ada tugas yang diberiga ditanya, sikapnya defensive orang terdekat korban narkoba dapat membantu mempercepatan pelajar, sebagaimana telah dikemukakkan untuk menggantikan jam kosong tersebut. Hal seperti ini sebenarnya tidak perlu terjadi. Baik guru maupun pelajar seharusnya memanfaatkan setiap jam balajar dengan efektif. Siswa juga dapat mengisi jam-jam kosong untuk kegiatan yang positif. Seperti memanfaatkan buku-buku di perpustakaan untuk menambah pengetahuan.

2. Mengadakan kegiatan ekstrakurikuler yang positif

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu kegiatan di luar jam pelajaran yang dapat menambah pengetahuan, kemampuan, ketrampilan dan wawasan siswa. Namun berdasarkan pengalaman di atas, ada kalanya kegiatan tersebut dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan yang negatif. Hal ini sebenarnya dapat dicegah dengan berbagai cara, diantaranya pihak sekolah harus selektif dalam menentukan kegiatan ekstrakurikuler juga harus dibimbing oleh guru atau pembina yang berdedikasi atau ahli di bidangnya. Dengan adanya pengawasan dari pembina atau guru, diharapkan kegiatan tersebut memberikan nilai positif bagi siswa. Bila kegiatan ekstrakurikuler diserahkan sepenuhnya kepada siswa, dikhawatirkan akan disalahgunakan oleh siswa seperti kasus yang telah diuraikan di atas.

3. Menciptakan suasana yang penuh keterbukaan dan semangat kekeluargaan

Pada dasarnya, guru adalah orang tua pelajar di sekolah. Oleh sebab itu di satu sisi seorang pelajar harus menghormati guru seperti ia menghormati orang tuanya dan guru juga harus menyayangi anaknya sendiri. Suasana yang penuh keterbukaan dan semangat kekeluargaan mutlak diperlukan karena sebagian besar pelajar yang menjadi pecandu narkoba disebabkan kurang perhatian dan kasih sayang, baik dari orang tuanya di rumah maupun para guru di sekolah.

4. Pemberian sangsi yang tegas dan mendidik terhadap siswa yang melanggar peraturan sekolah

Setiap pelanggaran pasti ada sangsinya. Namun perlu diperhatikan, pemberian sangsi harus didasarkan pada niat untuk memperbaiki tingkah laku anak, dari yang kurang baik menjadi baik. Oleh sebab itu harus diusahakan sangsi yang diberikan itu merupakan sangsi yang mendidik siswa supaya bertingkah laku baik. Namun, untuk kasus narkoba, pihak sekolah harus tegas dengan memberikan peringatan keras bahkan bila perlu anak itu dikeluarkan dari sekolah bila peringatan yang diberikan tidak diindahkan. Hal ini dilakukan agar siswa yang menjadi pecandu narkoba tidak memberi pengaruh buruk kepada kawan-kawannya yang lain.

5. Menjalin hubungan yang baik dengan orang tua dan masyarakat sekitar

Dengan adanya hubungan yang baik ini, tingkah laku seorang anak baik di rumah maupun di sekolah dapat diamati dengan baik. Sehingga, bila seorang anak mulai menunjukkan gejala yang kurang baik, secepatnya diadakan perhatian atau peringatan terhadap anak atau pelajar tersebut. Begitu juga hubungan dengan masyarakat sekitar. Dengan adanya hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar, diharapkan masyarakat memiliki perasaan memiliki terhadap sekolah tesebut sehingga ia secara moral merasa bertanggung jawab terhadap keberhasilan sekolah tersebut.

6. Membarikan perhatian khusus terhadap siswa yang memiliki kecenderungan menjadi pecandu narkoba

Siswa-siswa yang memiliki kecenderungan menjadi pecandu narkoba dapat dilihat dari aktifitas sehari-harinya, diantaranya adalah tingkah lakunya, teman-teman bermainnya, lingkungan tempat tinggalnya, dan hal-hal lain. Contohnya ialah seorang siswa yang mempunyai perasaan rendah diri cukup rentan untuk menjadi pecandu narkoba dengan alasan untuk menumbuhkan percaya dirinya. Oleh sebab itu pihak sekolah, melalui guru mata pelajaran, wali kelas, maupun guru Bimbingan Penyuluhan (BP/BK) dapat memberikan perhatian khusus terhadap pelajar yang memiliki kecenderungan tersebut. Dalam hal ini, perlu diingat bahwa mencegah lebih baik dari pada mengobati.

Narkoba (4) Akibat Penyalahgunaan Narkoba

Akibat Penyalahgunaan Narkoba


Penyalahgunaan narkoba dapat menimbulkan akibat atau resiko, baik secara hukum, medis maupun psikhososial.
Secara hukum, resiko penyalahgunaan narkoba akan terkena hukuman penjara 4 tahun sebagai pengguna narkoba (pasal Narkoba 78 dan 79 UU No. 2 Tahun 1997); Pengedar/ Bandar (pasal 81 dan 82 UU No. 22 Tahun 1997); bagi orang yang coba-coba menggunakan psikotropika akan dijerat pasal 59 dan 60 UU No. 5 Tahun 1997 dengan hukuman penjara 4 – 15 tahun; dan pengedar pasal 59 dan 60 UU No. 5 Tahun 1997 dengan hukuman penjara 15 tahun ditambah denda.

Secara medis penyalahgunaan narkoba akan :
1. Meracuni sistem syaraf dan daya ingat;
2. Menurunkan kwalitas berfikir dan daya ingat;
3. Merusak berbagai organ vital seperti ginjal, hati, jantung, paru-paru dan sumsum tulang;
4. Bisa terjangkit hepatitis, HIV/ AIDS; dan
5. Bila over dosis bisa menimbulkan kematian.

Resiko psikososial penyalahgunaan narkoba akan mengubah seseorang menjadi pemurung, pemarah, pencemas, depresi, paranoid dan mengalami gangguan jiwa. Menimbulkan sikap masa bodoh, tidak peduli dengan penampilan, sekolah, dan rumah, menjadi pemalas, serta tidak ada sopan-santun; menjadi pencuri, menjual barang milik keluarga untuk membeli narkoba. Tidak ragu untuk mengadakan hubungan seksual secara bebas, tidak peduli dengan norma masyarakat, hukum dan agama dan melakukan tindak kriminal, menjambret, mencopet dan lain-lain.

Selain akibat-akibat di atas, narkoba yang menimbulkan dampak negatif sesuai dengan golongan narkoba yang digunakan; Golongan Opioda dapat menimbulkan impotensi pada pria dan gangguan menstrulasi pada wanita, dapat mengurangi nafsu makan; Golongan ganja dapat menimbulkan bronchitis, menurunkan imunitas, mengganggu kemampuan berbicara dan berhitung, gerak badan serba lambat, kurang menaruh perhatian terhadap sekitarnya, dan lain-lain. Ganja juga meracuni anak yang ada dalam kandungan bila dipakai oleh ibu yang sedang hamil. Golongan kokain dapat menimbulkan gangguan pada irama detak jantung. Golongan alkohol dapat menyebabkan radang lambung, pankreatitis, penyakit hati mengeras, gangguan metabolisme lemak, kangker saluran pencernaan dan lain-lain. Golongan Amfetamin dapat menyebabkan kelainan pada jantung. Golongan Inhalansia dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan hati, ginjal, sumsum tulang dan otak. Golongan Tembakau dapat menyebabkan bronchitis, kanker paru, impotensi dan kelainan janin. Golongan Kafein dapat mempengaruhi jantung dan pengeluaran getah asam lambung sehingga tidak baik bagi orang yang mempunyai penyakit jantung dan sakit maag.

Penyalahgunaan narkoba juga berakibat tidak baik kepada individu, masyarakat, keluarga maupun bangsa. Bagi individu akibatnya adalah menimbulkan ketagihan/ ketergantungan, mengganggu kesehatan, cenderung menjadi pelaku kejahatan, menghancurkan masa depan dan mengakibatkan kematian.

Terhadap keluarga, akibat yang ditimbulkan dapat mengganggu keharmonisan, merongrong, membuat aib dan menghilangkan harapan. Terhadap masyarakat, akibatnya akan mengganggu ketertiban, menimbulkan rasa takut di lingkungan dan meresahkan. Terhadap bangsa dan negara akibatnya merugikan harkat dan martabat bangsa dan negara, merusak generasi muda dan merusak ketahanan nasional.

Narkoba (3) Jenis-Jenis Narkoba

JENIS-JENIS NARKOBA

Narkoba terbagi atas tiga jenis, yaitu :

1. Narkotika, yaitu bahan atau zat aktif yang bekerja pada system syaraf, dapat menyebabkan hilangnya kesadaran dan rasa sakit, dan dapat menyebabkan ketergantungan atau adiksi. Jenis-jenisnya adalah putaw (heroin), ganja (kanabis), kokain, morfin, hashish, opium, dan lain-lain;

2. Psikotropika, yakni zat atau bahan yang bekerja pada system syaraf pusat, dapat menyebabkan perubahan pada aktifitas mental dan perilaku, dan dapat menyebabkan ketergantungan atau adiksi. Jenis-jenisnya adalah ekstasi, shabu-shabu, LSD, pil BK, rohipnol, magadon, valium, mandrake,dan lain-lain;

3. Bahan berbahaya, yaitu bahan kimia, mudah meledak, mudah terbakar, oksidator, reduktor, racun korosif, dapat menimbulkan iritasi, luka, nyeri, menimbulkan bahaya, karsinogenik, mutagenic,etiologic, dan biomedik. Jenis-jenisnya adalah alkohol, spirtus, bensin, lem, pelarut cat (thiner), toluene, dan lain-lain.

Setiap jenis merupakan bahan yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan dapat merusak organ tubuh manusia bila digunakan di luar tujuan medis tanpa pengawasan dokter.

Berdasarkan UU No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika dan UU No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotripika, zat-zat yang tergolong narkoba dibagi atas beberapa golongan :

1. Golongan opioida, yaitu morfin, heroin, madat, dan candu;

2. Golongan ganja, yaitu ganja, mariyuana, dan hashish;

3. Golongan kokain, yaitu serbuk kokain dan daun koka;

4. Golongan obat tidur, yaitu barbiturate, benzodiazepine, dan lain-lain;

5. Golongan halusinogen, yaitu LSD, meskalin, psilosen dan psilosislin;

6. Golongan alkohol, yaitu wiski,vodka, arak, ciu dan lain-lain;

7. Golongan ihalansia, yaitu perekat plastik, aseton, toluensa, thiner;

8. Golongan nikotin, yaitu tembakau;

9. Golongan kafein, yaitu kopi.

Golongan 1, 2 dan 3 disebut narkotika sesuai dengan UU No. 22 Tahun 1997 tentang narkotika. Golongan 4 dan 5 dikelompokkan ke dalam jenis psikotropika menurut UU No.5 Tahun 1997. Golongan 6 dan 7 tergolong ke dalam bahan berbahaya. Sedangkan golongan 8 dan 9 walaupun sudah biasa dipakai secara bebas oleh masyarakat, namun pemakaiannya baik secara wajar maupun melebihi batas tetap menimbulkan efek samping.

Narkoba (2) Penyebab dan Ciri-ciri Remaja Pengguna Narkoba

Penyebab Remaja Menggunakan Narkoba dan Ciri-cirinya

Banyak hal yang dapat menyebabkan seorang remaja menjadi pecandu narkoba. Penyebab-penyebab tersebut di antaranya adalah:

1. Rasa ingin tahu yang besar tanpa menyadari akibatnya;

2. Rasa penasaran untuk mencoba narkoba;

3. Keinginan untuk sekedar bersenang-senang (just for fun);

4. Keinginan untuk mengikuti trend atau gaya (fashion);

5. Keinginan untuk diterima oleh lingkungan;

6. Lari dari kebosanan atau kegetiran hidup;

7. Adanya pengertian yang salah bahwa penggunaan sekali-sekali tidak menimbulkan ketagihan;

8. Tidak siap mental untuk menghadapi tekanan pergaulan (peer pressure) sehingga tidak mampu menolak narkoba secara tegas; dan

9. Semakin mudahnya mendapat narkoba dengan harga relatif murah (availability).


Pemakaian narkoba melalui tahapan-tahapan, sebagai berikut :

1. Diawali dengan coba-coba untuk memenuhi rasa ingin tahu atas bujukan teman atau orang lain (experimental user);

2. Dilanjutkan dengan menjadi pemakai sosial, menggunakan narkoba hanya pada saat pergaulan atau bersama teman agar diterima oleh lingkungan pergaulan (social user);

3. Meningkat menjadi situasional, menggunakan narkoba pada situasi tertentu, misalnya sedang kesal, bermasalah, sedih, kecewa dan lain-lain (situational user);

4. Pemakaian semakin menjadi sering, yaitu tahap penyalahgunaan frekwensi penggunaan semakin meningkat, tidak perlu ada orang lain atau sedang bermasalah (abuse); dan

5. Puncaknya adalah tahapan ketergantungan dimana penggunaan narkoba menjadi suatu kebutuhan, bila tidak dipenuhi timbul keadaan yang menyakitkan, baik secara fisik maupun psikhis (dependency).


Gejala dini penyalahgunaan narkoba dapat dilihat dari :

1. Tanda-tanda umum yang meliputi :

a. Prestasi di sekolah tiba-tiba menurun secara mencolok;

b. Pola tidurnya berubah, pagi susah dibangunkan dan malam begadang;

c. Tatapan mata menjadi sayu, cekung dan kelopak mata tampak kehitaman;

d. Berat badan turun secara drastis dan diikuti oleh rontoknya rambut;

e. Selera makan berkurang;

f. Banyak menghindari pertemuan dengan anggota keluarga karena takut ketahuan kalau ia menggunakan narkoba;

g. Bersikap lebih kasar terhadap anggota keluarga lainnya dibanding sebelumnya;

h. Sekali-kali dijumpai dalam keadaan mabuk, bicara cedal, dan jalan agak sempoyongan.

2. Tanda-tanda di sekolah yaitu :

a. Nilai di sekolah dan motivasi menurun;

b. Mengantuk di kelas, kurang memperhatikan guru, dan sering membolos;

c. Sering dipanggil guru karena tidak disiplin;

d. Meninggalkan hobi-hobinya terdahulu;

e. Mengeluh karena orang rumah tidak memberikan kekebasan pada dirinya;

f. Mulai berkumpul dengan anak-anak yang nakal di sekolah;

g. Uang sekolahnya sering dibayarkan terlambat;

h. Sering meminjam uang kepada temannya;

i. Sering pergi hingga malam atau menginap di rumah teman;

j. Berubahnya gaya pakaian dan gaya musik yang disukainya;

k. Tidak peduli pada kebersihan dirinya;

l. Bila ditanya, sikapnya defensif atau penuh kebencian atau kecurigaan;

m. Mudah tersinggung.

3. Tanda-tanda di rumah, seperti :

a. Mulai jarang ikut kegiatan keluarga;

b. Berubah teman dan jarang mau mengenalkan teman-temannya;

c. Mulai melupakan tanggung jawab rutin di rumahnya;

d. Sering dihukum atau dimarahi dan bila dimarahi akan semakin membangkang;

e. Tidak mau mempedulikan aturan keluarga;

f. Sering pulang larut malam;

g. Sering pergi ke disko, mal atau berpesta;

h. Menghabiskan uang tabungannya dan sering kehabisan uang;

i. Barang-barang miliknya atau milik keluarga yang dipinjam hilang.