Rabu, 17 April 2013

Spiritual Building Training "SBT"



Refleksi
SPIRITUAL BUILDING TRAINING
Rabu, 17 April 2013  di Aula KanKemenag Kab. Kebumen
oleh
H. Andy Kusuma Brata


Pagi sebelum jam 07.00 saya sampai di Madrasah tempat tugasku MI Sumberadi, pagi itu madrasah tak seramai biasanya, karena sebagian murid libur/belajar di rumah. Hari itu hari terakhir Uji Coba UN Tk. Kabupaten ke-2. Guru yang hadir baru 1 orang Pak Munawar namanya. Pak Kepala Madrasah tak biasanya hari itu belum rawuh, biasanya jam setengah 7 dia sudah rawuh, pikirku mungkin sedang ada kepentingan. Setelah meletakkan tas rangsel hitam berisi peralatan sekolah + laptop yang lumayan berat, aku menuju ruang kelas VI mengecek ruang tempat murid kelas 6 akan berlatih soal UN mapel IPA. Benar saja, petugas piket hari ini belum melaksanakan tugas dengan baik, kelas belur rapi. Buru-buru saya panggil regu piket untuk segera membereskannya.
Setelah itu aku kembali ke kantor, kebetulan Pak Kamad baru rawuh. Baru saja sy duduk di kursi tamu ingin baca Kebumen Ekpress hari itu, Pak Kamad menghampiri, aku diminta mewakili undangan mengikuti Training Motivasi bagi Kepala Madrasah di Aula KanKemenag Kebumen karena hari itu Pak Kepala ada urusan penting yang tidak bisa ditinggalkan. Saya manut saja, undangan jam 08.00 wib, tapi saya menunggu sampai jam 8 saat anak kelas 6 sudah mulai mengerjakan soal Tryout IPA. Setelah saya pencet bel 1 kali tanda mulai mengerjakan tepat jam 8, saya berkemas dan pamit berangkat ikut training motivasi.
Sekitar seperempat jam saya sampai di lokasi, sudah ada yang hadir, tapi masih sepi. Menunggu sambil ngobrol dengan teman-teman, sekitar jam 9 acara baru dimulai. Pak Kasi Mapenda memberikan sambutan, dilanjutkan sambutan dari Tiga Serangkai, dan tim SBT mulai memberikan materi, ternyata training kali ini luar biasa, jarang sekali di Kebumen ada kegiatan Motivasi Spiritual seperti ini, ini pertama kali saya mengikutinya. Begitu banyak manfaat yang insyaAllah saya dapatkan, dan sama sekali tak mampu kuhitung banyaknya, tak bisa pula kutuliskan satu demi satu, kecuali dalam REFLEKSI singkat berikut ini, semoga bermanfaat bagi diri saya pribadi, dan siapapun anda, amin.

Meraih Keberhasilan

Keberhasilan tidaklah dicapai dalam sekejap, tidak mudah seperti membalik telapak tangan, tidak semulus yang dibayangkan.
‘Tapi menuju keberhasilan itu akan selalu menghadapi rintangan’, hambatan, jalan berliku yang melelahkan, mendaki terjal yang memeras keringat, rumit memeras otak untuk memikirkan pemecahannya.
‘Bukankah tangga itu selalu naik?’ Keberhasilan mempunyai kedudukan yang lebih tinggi, maka kitapun harus naik untuk mencapainya.

Syetan Terus Menghadang

Begitupun upaya kita untuk senantiasa berusaha mendekatkan diri kita kepada Allah swt. Apakah disangka mudah?
Apakah ketaatan kita atas menjalankan perintah-perintahnya, serta menjauhi larang-larangannya itu mudah dilakukan?
Sesungguhnya ‘semakin kita berusaha dekat kepada Allah, maka semakin kuat pula syetan menggoda kita.’
Dan ingatlah pula bahwa ‘syetan itu pantang menyerah!, syetan itu dimana-mana sama, menjerumuskan anak cucu Adam as. hingga akhir zaman. Syetan hidup jutaan/milyaran tahun, pantas saja mereka cerdas, pandai, mereka sudah profesional menjalankan tugasnya menyesatkan umat manusia sejak zaman dahulu kala. Bayangkan, syetan yang dulu menggoda Nabi Adam as, Nabi Musa, Nabi Ibrahim, dll. mereka masih hidup hingga sekarang, dan tak pernah berhenti membisik-bisikkan kesesatan dalam diri kita umat manusia.
Marilah kita berlindung kepada Allah, dari godaan syetan yang terkutuk.


Setiap manusia ingin sukses, ingin meraih keberhasilan

Mungkin di antara kita ada yang sudah merasakan keberhasilan, namun tak jarang keberhasilan itu masih jauh dari harapan, masing menjadi angan-angan, impian. Harapan yang tak pernah henti diperjuangkan.
Faktor kesuksesan itu ada 3:
1.      NASAB
Nasab artinya keturunan. Bahwa kesuksesan itu diraih karena faktor keturunan.
-          Bapak dan ibunya kaya, maka pantas saja anaknya juga jadi orang kaya.
-          Orang tuanya pintar, maka pantaslah anaknya juga pintar, selalu jadi bintang kelas, rengking 1.
-          Orang tuanya atlet hebat (sepakbola, bulu tangkis, karate, atau lainnya), maka pantaslah jika anaknya juga hebat seperti orang tuanya menjadi atlet hebat dan berprestasi.
Kesuksesan faktor NASAB seperti diakui keberadaannya, ada banyak di sekitar kita, tak ada orang yang bisa mempermasalahkannya.
2.      NISAB
Adapun kesuksesan karena NISAB atau kompetensi, keahlian, atau kemampuan yang dimiliki seseorang.
Bapaknya seorang petani, tetapi anaknya menjadi dokter. Ini karena sang anak benar-benar memiliki kompetensi, sehingga bisa menjadi dokter.
Anak tipe seperti ini berbeda dengan anak kebanyakan lainnya.
-          Ketika orang lain sibuk bermain, dia sibuk dengan urusan belajarnya.
-          Ketika teman-temannya sudah pusing, bosan karena membaca 3 halaman buku, dia mampu menghabiskan satu buku bacaan dalam sekali duduk.
-          Ketika anak lain sebayanya sibuk bertanya kesana kemari karena permasalahnya, dia sibuk mencari dan menemukan sendiri pemecahannya. Dll.
Kompetensi yang dimiliki membuat seseorang menjadi hebat, tangguh, kuat, juara. Orang lain pun tak ada yang komplain karena kesuksesan tersebut.
3.      NASIB
Sebenarnya dia berasal dari orang biasa-biasa saja, tidak pintar, tak cakap, tetapi dia bisa SUKSES. Orang-orang biasa mengatakan dia orang BEJO. Sejak dulu ada pepatah yang mengatakan bahwa ‘orang pinter bisa kalah dengan orang yang bejo’. Sampai-sampai saat ini ada iklan produk di televisi dengan jargon tentang orang bejo ini.
Namun perlu dimengerti bahwa orang bejo ini tidak semuanya tipikal orang tanpa kompetensi. Ada kalanya bahwa orang dengan penampilan biasa, tapi tak disangka sebenarnya dia memiliki bakat luar biasa, bakat terpendam, kemampuan yang belum tergali dengan maksimal, dan baru diketahui kemudian. Lihatlah Kompetisi ajang pencarian bakat yang kini marak di TV dalam dan luar negeri, tak jarang ditemukan bakat-bakat yang luar biasa, bahkan bisa lebih hebat dari para juri yang menilainya.

SUKSES ITU DIRENCANAKAN

Jalan menuju sukses itu ada 3:
1. DISIPLIN, kesuksesan itu tidak datang dengan tiba-tiba, tetapi butuh konsistensi, usaha terus-menerus, berkesinambungan. Kedisiplinan menjadi modal penting untuk mewujudkan kesuksesan.
2. TEAM WORK, tidak ada sebuah kesuksesan yang dapat diraih sendirian. Semua orang membutuhkan orang lain. Kita harus menjalin kerjasama yang baik dengan orang di sekitar kita. Team work yang solid menunjang terwujudnya keberhasilan.
3. TIDAK MUDAH MENYERAH, Never Give Up. Dibutuhkan semangat yang tinggi, jiwa pantang menyerah, jika jatuh segera bangkit, jatuh lagi bangkit lagi, dst. Karena ‘tidak pernah kalah, bagi orang yang tak mudah menyerah.’

Semua Perlu Kasih Sayang

Kasih sayang yang tulus, murni adalah kasih sayang orang tua pada kita. Ingatlah ketika dulu kita disayangi, maka kasihi dia, sayangi dia.
Jika dulu kita ingat orang tua keras dan kasar dalam mendidik kita, ketahuilah, sesungguhnya marah mereka, pukulan mereka, adalah karena kasih sayang mereka kepada kita.
Menjadi orang tua di masa sekarang mungkin saja berbeda dengan zaman ketika kita kecil dulu. Sekarang ajaran kekerasan menjadi hal yang seharusnya dihindari. Tidak ada kekerasan di rumah, di sekolah, dimanapun serta terhadap siapapun, walaupun itu anak sendiri. Namun adalah bagaimana kasih sayang itu kita wujudkan nyata, menjadikan diri kita para orang tua sebagai sahabat anak-anaknya, yang menyediakan waktu untuk mendengar mereka, mengerti mereka, serta menjadi teladan bagi mereka.
Bagaimanapun pemikiran orang tua akan berbeda dengan anaknya, dan tak perlu dipaksakan untuk sama, karena sudut pandang pun berbeda, namun yang terpenting adalah bagaimana keduanya dapat saling memahami, mengerti, ada keterbukaan, serta kesediaan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Semuanya tentu hanya dapat dicapai dengan didasari KASIH SAYANG.

JAUHI PRASANGKA

Jauhilah prasangka, karena prasangka itu ‘menutup kebenaran hakiki.’
Prasangka dilakukan oleh orang yang merasa tahu (sok tahu), walaupun pengetahuannya itu belum tentu benar. Prasangka menimbulkan seseorang ‘sulit mengakui’ kebenaran, pelaku prasangka cenderung ‘sinis’. Yang timbul tentu saja sifat iri, dengki, tak ingin disaingi oleh orang lain.
Ketahuilah bahwa : ‘Untuk menjadi lebih baik, kita tidak perlu menjelekkan orang lain.’


JADI PEMIMPIN ITU BERAT!

Pemimpin itu ibarat payung, ia melindungi, menaungi yang ada dibawahnya. Ketika terik ia yang paling merasakan panasnya, ketika hujan ia pula yang paling merasakan dinginnya air. Sungguh payung penuh dengan pengorbanan.
Seorang pemimpin sejati sudah pasti capek, kuras energi, putar otak, berkorban luar biasa, datang paling pagi pulang paling akhir, dll. Tapi apa yang dikatakan orang lain dan bawahannya: ‘Ah, itu biasa. Pemimpin memang harus begitu, itu sudah tugasnya!.’
Akan tetapi ketika payung itu ada yang bocor, airpun menetes membasahi bawahnya, apa yang terjadi. ‘Satu tetes itu menjadi cela yang terlihat menganga dilihat oleh semua orang, dan kebaikan yang selama ini ada seolah tak terlihat.’ Sabarlah wahai PEMIMPIN. Pemimpin yang adil, termasuk satu dari 7 golongan yang dijamin surga.


BEKERJA ADALAH IBADAH
Lakukan pekerjaan dengan benar
atau
Sibuklah mencari-cari alasan
padahal
Membetulkan kesalahan itu lebih lama, membutuhkan energi yang lebih besar
daripada
membangun yang baru.
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar