BISAKAH ORANG MATI MEMBERIKAN MANFAAT?
Pengagungan kubur tidak lepas dari keyakinan bahwa orang yang sudah mati
dapat memberikan manfaat kepada orang yang masih hidup, dengan menjadi
perantara antara mereka para peziarah dengan Allah swt. Mereka bertawasul
kepada penghuni kubur yang dikenal sebagai para wali atau orang yang dekat
ketaatannya semasa hidup kepada Allah swt. Para penghuni kubur dapat mendengar
doa mereka dan menyampaikannya kepada Allah swt.
Mereka para peziarah rela bersusah payah mengunjungi kuburan hanya untuk berdoa,
berzikir, dsb sesuai hajat dan kepentingan mereka masing-masing? Bahkan banyak yang
mengagendakan kegiatan ziarah kubur tersebut sebagai kagiatan yang wajib
dilakukan oleh mereka dan kelompoknya, sebagai kegiatan rutin pada bulan-bulan
tertentu.
Allah SWT telah bersabda:
QS. Az-Zumar (39):3
3. Ingatlah, hanya kepunyaan
Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). dan orang-orang yang mengambil
pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan
supaya mereka mendekatkan Kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya".
Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka
berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang
pendusta dan sangat ingkar.
Beribadah di kuburan mereka anggap lebih khusuk, dengan itu sangat diyakini
hajatnya akan terkabul dengan perantara kubur para wali, dll. Akhirnya secara
tidak langsung mereka meyakini ibadahnya di rumah atau di masjid yang mungkin
dilakukan kurang mustajab dan memberikan manfaat bagi hajat mereka sendiri. Mereka
memindahkan tempat ibadah mereka dari masjid-masjid ke kuburan.
Cara beribadah mereka ibarat “mengisi gelas yang sudah penuh air terus
menerus sehingga disekitar gelas tersebut pun ikut basah terkena luapan air”.
Para wali, dll yang diziarahi dianggap sebagai orang yang sudah banyak amal
ibadahnya. Ibarat air dalam gelas, gelas tersebut sudah penuh. Kemudian peziarah
beribadah dengan yang mereka sebut hadiah, membaca surah Al Fatihah, surah
Yasin, dll, membaca salawat, tahlil dan lain sebagainya. Dengan niat pahalanya
dihadiahkan untuk penghuni kubur, meski sudah penuh amalnya ibarat air dalam gelas
terus diisi pahala agar meluap, luapan pahala itu diharapkan akan menyebar
hingga kepada peziarah sendiri.
Itulah kebohongan yang disampaikan oleh para guru mereka. Yang hakikatnya
mereka sesat dan celakanya menyesatkan orang lain, para pengikutnya yang lemah,
dan tak tahu apa-apa.
Firman Allah,
QS. Fathir (35):13-14
13. Dia memasukkan malam ke
dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan
bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. yang (berbuat)
demikian Itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. dan orang-orang yang
kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit
ari.
14. Jika kamu menyeru mereka,
mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat
memperkenankan permintaanmu. dan dihari kiamat mereka akan mengingkari
kemusyirikanmu dan tidak ada yang dapat memberi keterangan kepadamu sebagai
yang diberikan oleh yang Maha Mengetahui (Allah s.w.t.)
QS. Fathir (35):22
22. Dan tidak (pula) sama
orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati. Sesungguhnya Allah memberi
pendengaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan kamu sekali-kali tiada
sanggup menjadikan orang yang didalam kubur dapat mendengar.