MUNAFIQ: “Orang-Orang Munafiq”
Q.S. Al Hadid (57) : 13
“Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: "Tunggulah Kami supaya Kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu". dikatakan (kepada mereka): "Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)". lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa”.
Salah satu ciri munafiqin adalah ketika berkumpul dengan orang beriman, ia mengatakan bahwa ia adalah teman, ia masuk dalam golongan orang beriman tersebut. Padahal setelah ia pergi, kembali ia berkumpul dengan golongan mereka yang sebenarnya, berbuat dosa dan kemungkaran. Tingkah lakunya yang seperti bunglon adalah untuk melindungi dirinya supaya dia dikatakan orang yang baik.
Orang-orang munafiq menyangka bahwa tingkah lakunya tidak diketahui, padahal Allah Maha Mengetahui keadaan hambanya, apa-apa yang tersembunyi di hatinya sekalipun.
Kelak di hari kiamat, di Padang Mahsyar, ketika manusia mengikuti Sesembahannya. Yang dahulu di dunia menyembah salib, gunung, matahari, berhala, dan lainnya, maka di Padang Mahsyar dia akan mencari sesembahannya tersebut, mengikutinya, kemudian merekapun akan berjatuhan di neraka jahanan untuk selama-lamanya. Maka tinggallah di Mahsyar 2 golongan yaitu Kaum Muslimin dan Orang-orang munafiq.
Orang-orang munafiq memohon kepada kaum muslimin, agar mau menunggu, agar mereka mendapatkan cahaya dari kaum muslimin. Artinya Kaum muslimin akan mendapatkan cahaya yang terang-bendarang, sedangkan orang-orang munafik akan diliputi kegelapan, gelap gulita.
Kaum muslimin tidak mau menunggu kaum munafiqin kemudian menyuruh mereka untuk kembali dan mencari cahayanya sendiri. Lalu diantara mereka ada dinding pemisah kaum muslimin berada di bagian yang penuh kenikmatan yaitu surga, sedangkan orang-orang munafiq disiksa di neraka.
Q.S. Al Baqarah (2) : 8 – 20
“8. Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian[22]," pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman”.
“9. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, Padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar”.
Sesungguhnya dalam hati munafiqin ada penyakit, mereka berada dalam kesesatan tapi Allah menjerumuskan mereka sehingga semakin berada dalam kesesatan.
“10. Dalam hati mereka ada penyakit[23], lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.
11. Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi[24]". mereka menjawab: "Sesungguhnya Kami orang-orang yang Mengadakan perbaikan."
12. Ingatlah, Sesungguhnya mereka Itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar”.
“13. Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman." mereka menjawab: "Akan berimankah Kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, Sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu”.
Ketika ada yang mengingatkan mereka, maka justru mengatakan bahwa perbuatannya untuk kebaikan. Mereka tidak mendasarkan perbuatannya dengan Al Qur’an dan As Sunnah, melainkan berdasarkan akal pikiran dan perasaan semata. Mengapa di Mahsyar dia tetap berada bersama kaum muslimin, tidak mengikuti salib atau berhala, karena mereka merasa menyembah Allah, padahal sebenarnya tidak demikian. Mereka telah berbuat kerusakan tetapi tidak menyadarinya karena Allah telah menyesatkan mereka.
“14. Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka[25], mereka mengatakan: "Sesungguhnya Kami sependirian dengan kamu, Kami hanyalah berolok-olok."
15. Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.
16. Mereka Itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, Maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk”.
Ketika bergaul dengan orang-orang beriman yang shalat, puasa dan ibadah lainnya, mereka mengatakan bahwa dia shalat, puasa, dll, tetapi setelah itu dia kembali kepada kelompoknya sambil mengatakan sebenarnya kami adalah kelompok kalian.
Ketahuilah bahwa Allah akan membiarkan mereka terombang-ambing, mereka akan diliputi kecemasan, was-was, seberapa besarpun keuntungan yang mereka dapatkan, hakikatnya tak berarti dan tak bermanfaat bagi mereka, karena hatinya tak akan pernah tenang.
“17. Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api[26], Maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.
18. Mereka tuli, bisu dan buta[27], Maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar),
19. Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir,sebab takut akan mati[28]. dan Allah meliputi orang-orang yang kafir[29].
20. Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu”.
Apa yang diperolehnya di dunia hanyalah kenikmatan semu belaka, kalaupun hartanya melimpah, tapi tak pernah ia rasakan kenikmatan, ketenangan, dan kebahagiaan. Semuanya karena kejahilan diri mereka sendiri yang jauh dari rahmat dan petunjuk Allah SWT.
[22] Hari kemudian Ialah: mulai dari waktu mahluk dikumpulkan di padang mahsyar sampai waktu yang tak ada batasnya.
[23] Yakni keyakinan mereka terdahap kebenaran Nabi Muhammad s.a.w. lemah. Kelemahan keyakinan itu, menimbulkan kedengkian, iri-hati dan dendam terhadap Nabi s.a.w., agama dan orang-orang Islam.
[24] Kerusakan yang mereka perbuat di muka bumi bukan berarti kerusakan benda, melainkan menghasut orang-orang kafir untuk memusuhi dan menentang orang-orang Islam.
[25] Maksudnya: pemimpin-pemimpin mereka.
[26] Orang-orang munafik itu tidak dapat mengambil manfaat dari petunjuk-petunjuk yang datang dari Allah, karena sifat-sifat kemunafikkan yang bersemi dalam dada mereka. Keadaan mereka digambarkan Allah seperti dalam ayat tersebut di atas.
[27] Walaupun pancaindera mereka sehat mereka dipandang tuli, bisu dan buta oleh karena tidak dapat menerima kebenaran.
[28] Keadaan orang-orang munafik itu, ketika mendengar ayat-ayat yang mengandung peringatan, adalah seperti orang yang ditimpa hujan lebat dan petir. mereka menyumbat telinganya karena tidak sanggup mendengar peringatan-peringatan Al Quran itu.
[29] Maksudnya pengetahuan dan kekuasaan Allah meliputi orang-orang kafir.
67. Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang Munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya[648]. mereka telah lupa kepada Allah, Maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik.
68. Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah mela'nati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal.
Ciri orang munafiq lainnya yaitu :
1. menyuruh berbuat munkar
2. melarang berbuat ma’ruf
3. berlaku kikir
4. melupakan Allah
Allah menggolongkan mereka termasuk orang-orang yang fasik, kelak balasan bagi mereka adalah neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mengapa mereka dapat kekal di neraka, karena mereka melupakan Allah, berbuat sirik, menyekutukan-Nya.
[648] Maksudnya: Berlaku kikir