Seorang lelaki datang menemui Yahya bin Aktsam, lalu berkata kepadanya: "Wahai Yahya,orang mengattakan bahwa engkau adalah pendebat yang ulung. Lantas sudikah engkau bila aku bertanya kepadamu? Dan apakah engkau mau menjawab?"
Yahya bin Aktsam menjawab: "Cepatlah engkau bertanya, niscaya engkau hanya akan mendengar jawaban-jawaban yang memuaskan insya Allah."
Maka orang itu bertanya: "Semoga Allah meluruskan engkau wahai qadhi. Seberapakah aku makan?"
Yahya bin Aktsam menjawab: "Setelah lapar dan sebelum kenyang."
Orang itu bertanya lagi: "Seberapa aku tertawa?"
Yahya bin Aktsam menjawab: "Hingga pucat wajahmu dan tak terdengar suaramu."
Orang itu bertanya: "Seberapa aku menangis?"
Yahya bin Aktsam menjawab: "Engkau tidak bosan menangis lantaran takut kepada Allah Taala."
"Seberapa aku menyembunyikan perbuatanku?" orang itu tanya lagi.
Dijawab Yahya bin Aktsam: "Sebatas kesanggupanmu."
Orang itu bertanya lagi: "Dan seberapa aku menampakkannya?"
Dijawab oleh Yahya bin Aktsam: "Sebatas yang mengiringimu ketaatan dan kebaikan serta ucapan orang-orang yang akan memberimu ketentraman."
Sumber dari: Al Jawaabul Muskitah, Ma'mun bin Muhyiddin Al Jannan
Yahya bin Aktsam menjawab: "Cepatlah engkau bertanya, niscaya engkau hanya akan mendengar jawaban-jawaban yang memuaskan insya Allah."
Maka orang itu bertanya: "Semoga Allah meluruskan engkau wahai qadhi. Seberapakah aku makan?"
Yahya bin Aktsam menjawab: "Setelah lapar dan sebelum kenyang."
Orang itu bertanya lagi: "Seberapa aku tertawa?"
Yahya bin Aktsam menjawab: "Hingga pucat wajahmu dan tak terdengar suaramu."
Orang itu bertanya: "Seberapa aku menangis?"
Yahya bin Aktsam menjawab: "Engkau tidak bosan menangis lantaran takut kepada Allah Taala."
"Seberapa aku menyembunyikan perbuatanku?" orang itu tanya lagi.
Dijawab Yahya bin Aktsam: "Sebatas kesanggupanmu."
Orang itu bertanya lagi: "Dan seberapa aku menampakkannya?"
Dijawab oleh Yahya bin Aktsam: "Sebatas yang mengiringimu ketaatan dan kebaikan serta ucapan orang-orang yang akan memberimu ketentraman."
Sumber dari: Al Jawaabul Muskitah, Ma'mun bin Muhyiddin Al Jannan
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar