Apakah Orang Alim Tidak Akan Digoda Oleh Syaitan?
Mungkinkah orang dapat beribadah dengan khusyu’? Hatinya dapat tenang,
tidak ada bisikan-bisikan yang mengganggu, tidak ada rasa was-was yang meresahkan
dalam hatinya. Sebagian orang menjawab mungkin saja bagi orang alim, karena
syaitan tidak akan bisa menggoda orang-orang alim, orang yang berilmu tinggi.
Tetapi apakah benar demikian? Bahwa orang alim tidak akan digoda oleh syaitan, kalaupun
digoda, syaitan tidak akan mampu menggoyahkannya.
Telah disebutkan bahwa syaitan telah bertekad bulat untuk menyesatkan
manusia, sebagaimana disebutkan dalam Surah al-A’raf (7): 16-17 yang artinya:
Iblis berkata: "Karena Engkau telah menghukum
saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan
Engkau yang lurus,
Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan
dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan
mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).
Dalam hadits Rasulullah saw.
bersabda: “Sesungguhnya setan (iblis) akan selalu duduk (menghalangi)
manusia pada semua jalan (kebaikan yang akan ditempuhnya)”. HR Ahmad,
an-Nasai dan Ibnu Hibban
Imam Ibnul-Qayyim berkata bahwa: “Tidak ada satu jalan kebaikan pun kecuali
setan selalu menghadang untuk menghalangi orang yang ingin mengerjakannya.”
Iblis tidak mungkin berhenti menyesatkan manusia seluruhnya, semua kaum
muslimin pastilah akan selalu digoda oleh syaitan, baik orang awam maupun orang
dengan tingkatan keimanan tertinggi sekalipun, musuh baginya adalah godaan
syaitan.
Ketika seseorang berkata bahwa “Saya dapat shalat dengan khusyu’, tenang,
dan ibadahnya tidak diganggu oleh syaitan,” Hal ini patut dicurigai, benarkah
demikian? Karena sesungguhnya syaitan tidak akan pernah sedikitpun berhenti
menggoda manusia. Bisa jadi hal itu menunjukkan kuatnya kedudukan syaitan
bersarang di dalam hatinya.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah membuat perumpamaan tentang seorang pencuri,
manakah yang akan selalu diintai dan didatangi pencuri, rumah yang berisi harta/perhiasan
melimpah ataukah rumah kosong yang tidak ada hartanya sedikitpun? Jawabnya
tentu saja rumah pertama yang berisi harta melimpah. Adapun rumah yang kedua
akan aman dari pencuri karena tidak ada hartanya. Bahkan bisa jadi rumah kosong
tersebut dijadikan sarang bagi para pencuri.
Dari ilustrasi tersebut dapat diambil hikmah bahwa semakin tinggi kedudukan
keimanan seseorang, maka akan semakin tinggi pula tingkatan syaitan dalam usahanya
menggoda dan menjerumuskan manusia tersebut. Sedangkan orang dengan keimanan yang
kosong maka syaitan tidak akan susah payah menggodanya, karena dengan
sendirinya dia telah terjerumus dalam kesesatan.
Pepatah mengatakan bahwa semakin tinggi pohon, maka makin kencang angin yang
menerjangnya. Dimanapun kedudukan kita, hendaknya senantiasa waspada akan
derasnya tipu daya syaitan yang akan menyesatkan keimanan kita. Hanya Allahlah
tempat berlindung, maka jangan pernah berhenti untuk senantiasa memohon
perlindungan dari Allah terhadap godaan syaitan yang terkutuk.