Selasa, 19 Maret 2013

Mengagungkan Kuburan








BISAKAH ORANG MATI MEMBERIKAN MANFAAT?


Pengagungan kubur tidak lepas dari keyakinan bahwa orang yang sudah mati dapat memberikan manfaat kepada orang yang masih hidup, dengan menjadi perantara antara mereka para peziarah dengan Allah swt. Mereka bertawasul kepada penghuni kubur yang dikenal sebagai para wali atau orang yang dekat ketaatannya semasa hidup kepada Allah swt. Para penghuni kubur dapat mendengar doa mereka dan menyampaikannya kepada Allah swt.

Mereka para peziarah rela bersusah payah mengunjungi kuburan hanya untuk berdoa, berzikir, dsb sesuai hajat dan kepentingan mereka masing-masing? Bahkan banyak yang mengagendakan kegiatan ziarah kubur tersebut sebagai kagiatan yang wajib dilakukan oleh mereka dan kelompoknya, sebagai kegiatan rutin pada bulan-bulan tertentu.
Allah SWT telah bersabda:
QS. Az-Zumar (39):3
3. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan Kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.
Beribadah di kuburan mereka anggap lebih khusuk, dengan itu sangat diyakini hajatnya akan terkabul dengan perantara kubur para wali, dll. Akhirnya secara tidak langsung mereka meyakini ibadahnya di rumah atau di masjid yang mungkin dilakukan kurang mustajab dan memberikan manfaat bagi hajat mereka sendiri. Mereka memindahkan tempat ibadah mereka dari masjid-masjid ke kuburan.
Cara beribadah mereka ibarat “mengisi gelas yang sudah penuh air terus menerus sehingga disekitar gelas tersebut pun ikut basah terkena luapan air”.

Para wali, dll yang diziarahi dianggap sebagai orang yang sudah banyak amal ibadahnya. Ibarat air dalam gelas, gelas tersebut sudah penuh. Kemudian peziarah beribadah dengan yang mereka sebut hadiah, membaca surah Al Fatihah, surah Yasin, dll, membaca salawat, tahlil dan lain sebagainya. Dengan niat pahalanya dihadiahkan untuk penghuni kubur, meski sudah penuh amalnya ibarat air dalam gelas terus diisi pahala agar meluap, luapan pahala itu diharapkan akan menyebar hingga kepada peziarah sendiri.

Itulah kebohongan yang disampaikan oleh para guru mereka. Yang hakikatnya mereka sesat dan celakanya menyesatkan orang lain, para pengikutnya yang lemah, dan tak tahu apa-apa.

Firman Allah,
QS. Fathir (35):13-14
13. Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. yang (berbuat) demikian Itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.
14. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. dan dihari kiamat mereka akan mengingkari kemusyirikanmu dan tidak ada yang dapat memberi keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh yang Maha Mengetahui (Allah s.w.t.)

QS. Fathir (35):22
22. Dan tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati. Sesungguhnya Allah memberi pendengaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang didalam kubur dapat mendengar.


Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar